Minggu, 31 Januari 2016

Kabar Bahagia Yani

平砂宿舎筑波大学、28平成1月31日日曜日。

Alhamdulillah. Ada kabar membahagiakan dari teman, karib, sahabat dan saudara dari Surabaya. Muhammad Yani. Pagi tadi telah menikah.

"barakallahulakuma wabaraka 'alaikuma wajama'abainakuma fii khair."

Yani menikah dengan salah satu akhwat Jember. Beberapa sahabat saya menikah dengan akhwat Jember. Warning untuk Nanta Fakih! #Abaikan

Yani, demikian kami memanggilnya. Entah kapan kita pertama kali bertemu. Mungkin saat rapat, mungkin saat di SDMIPTEK. Pada awalnya, Yani dan saya hanya sebagai kenal bahkan bisa dibilang berjauhan. Yang masih saya ingat dalam benak adalah chatting kami sebagai awal mula persaudaraan kami. Waktu itu, Yani sedang ulang tahun dan lewat facebook saya mengucapkan ucapan selamat. Percakapan berlanjut dan satu kalimat yang masih saya ingat sampai saat ini, "cukup jangan alay saja". Percakapan selesai dan waktu terus berjalan.

Waktu saya hijrah ke Bandung dan mengajar di Cikarang, ternyata Yani bekerja di Cikarang. Kami sempat bertemu di Bandung. Kejadian lucu di Bandung adalah saat naik angkot. Tidak bisa diceritakan. Namun, Yani beberapa bulan saja bekerja di sana sehingga, saat saya pindah tinggal di Cikarang kami tidak sempat bertemu. Akan tetapi, hijrahnya Yani ke Cikarang ini menjadi salah satu cara Allah sehingga saya mengenal Mas Agung Sapardilah dan Pak Faishal Hafsa. Lewat Pak Faishal ini kemudian banyak cerita lain yang berlanjut.

Saat di Surabaya, saya beberapa kali menginap di rumah Yani. Salah satu kakak Yani, pernah melatih kami para anak SDMIPTEK tentang jurnalistik. Masih jelas dalam kepala saya bagaimana kakaknya Yani ini mengajarkan kita cara menulis di Wordpress, siapa moderator waktu itu termasuk pakaian yang dipakai. Salah satu kalimat beliau yang saya ingat adalah, "saya dulu menulisnya sama, cuman satu dua kalimat. Tidak bisa banyak". Intinya, untuk menulis, tidak perlu terlalu banyak memikirkan. Tulis saya dulu kemudian nanti bisa diedit ulang.

Saat saya pindah ke Jepang, dalam perjalanan menuju Masjid Tsukuba saya bertemu dengan salah satu orang yang saya tahu namanya tetapi tidak mengenalnya. Dari mana saya tahu namanya, panjang kali lebar ceritanya karena melibatkan banyak orang. Langsung saja, namanya Emha. Dari Emha ini saya mendapatkan nomor kontak Mas Abdul Rahim. Salah satu guru saya di Tsukuba. Lantas, apa hubungan antara Emha dan Yani?

Sejujurnya, saat saya bertemu Emha saya seperti bertemu seseorang yang saya sudah sangat mengenalnya. Beberapa hari yang lalu saya berniat menghubungi Yani dan entah mengapa wajah yang muncul dalam pikiran saya adalah wajahnya Emha. Seketika itu saya sadar bahwa kenapa saya merasa sudah mengenal dekat Emha karena wajah mereka mirip. Rambut, mata, perawakan dan cara bicara. "Penemuan" ini saya sampaikan ke Yani dan Allahu Akbar. Yani ternyata sudah tahu Emha dan mengatakan kalau Yani justru merasa kalau Emha lebih mirip dengan kakaknya yang meninggal beberapa tahun lalu. Bahkan Yani sudah pernah berkirim pesan ke Emha lewat Facebook. Mengenai kemiripan mereka, saya sampai pernah salah mengirim pesan.

Insya Allah beberapa bulan ke depan Yani akan ke Jepang dalam rangka student exchange Malaysia - Jepang. Aku tunggu kedatangan loe bro! Semoga loe bahagia dunia dan akhirat. Amiinnn...





Kanan ke kiri: Muhammad Yani (Mekatronika PENS), Farisi Rahman (Statistika FMIPA), Abdul Halim (Teknik Kimia FTI)
Wisuda di ITS - Surabaya