Setelah mencari-cari informasi beasiswa di internet. Akhirnya dapat info dari teman yang sama-sama sedang berusaha dengan keras untuk bisa studi lanjut. Sebelum-sebelumnya aku meng-apply banyak beasiswa dan project yang ditawarkan. Kebanyakan ada di kawasan Eropa. Dulu juga pernah menghubungi namun ditolak karena tidak sesuai dengan penelitian yang sedang ada di laboratoriumnya. Ada juga yang tidak membalas sama sekali.
Peluang beasiswa kali ini berasal dari Tokyo Institute of Technology, kalau dalam bahasa Indonesia, Institut Teknologi Tokyo. Katanya seh ITB-nya Jepang. Sebenarnya ingin mencoba apply di Universitas. Karena sudah agak bosan dengan yang namanya Institut Teknologi. Bagaimana lagi, Tokyo University mensyaratkan yang namanya hasil GRE. Untuk mendapatkan itu, biayanya lumayan besar lah untuk dompetku. Bisa untuk bertahan hidup dalam waktu 2 bulan. Kalau di Jember bahkan bisa 3 bulan.
Akhirnya kuputuskan untuk melupakan Tokyo University. Seorang teman, sebut saja Fauzan, nama sebenarnya, curhat karena ada yang mencibir. "Waduh, Tokyo University, berat!, itu UI-nya Jepang". Aku bilang saja, "Justru itu tantangannya, kalau tidak dicoba tak akan pernah tahu". Hmm, bukankah medan dakwah seorang ikhwah pertama kali adalah dirinya sendiri. Bagaimana dia mampu mengalahkan dirinya sendiri, bagaimana dia mampu membuktikan sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mungkin. Kira-kira demikianlah apa yang kudapat dari tulisan di jurnal KAMMI. Kubaca saat waktu senggang diantara jalan-jalan PIMNAS Mataram kemarin. Jadi! justru itulah semangat seorang muslim. Bukankah menaklukkan konstantinopel itu seperti sebuah kemustahilan saat Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat?
Selama Allah SWT menghendaki, seluruh makhluk di dunia bersatu padu pun tak akan mampu menghalangi.
Awalnya, proses apply ke Tokodai ini lumayan lancar. Sekali menghubungi Prof. langsung ditanggapi dengan baik. Ya, Prof. itu welcome aja kalau aku mau masuk Laboratoriumnya. Okey, masalah pertama selesai. Selanjutnya TOEFL. Setelah harap-harap cemas alhamdulillah bisa dapat TOEFL 510. Masalah kedua lancar dan selesai dengan mudah. Selanjutnya cuman masalah administrasi. Ternyata justru di Indonesia yang paling bermasalah adalah ADMINISTRASI!!!!!!!!!!!.
Salah satu syarat adalah surat rekomendasi dekan. Untuk mendapatkan surat rekomendasi dekan harus ada pengantar dari jurusan. Dan untuk mendapatkan surat pengantar ini, aku harus menghabiskan waktu 2 MINGGU LEBIH!!!. Cuman untuk mendapatkan selembar kertas pengantar. Bukan rekomendasinya. Akhirnya, kita lihat bagaimana selanjutnya dengan aplikasiku ini. Apakah akan berhasil memandang Tokyo di musim gugur tahun depan? ataukah akan mendapatkan yang lebih bagus dari Tokyo Institute of Technology (Tokodai)? Harvard University misalkan. Oh, masih ada MIT, Cambridge dan Oxford university tentunya. Caltech juga lumayan. Tetap Optimis!!!