Sukses, berprestasi adalah harapan semua orang. Tidak ada yang tidak.
Setiap dari kita pasti bisa berprestasi dan menjadi sukses. Pada suatu kasus kecil. Di kehidupan kampus misalkan. Seorang mahasiswa dikatakan berprestasi dan sukses jika memiliki IPK cumlaude, aktif diberbagai kegiatan, menjadi orang penting di banyak organisasi, sering menjadi pembicara, memiliki hafalan Al-Qur'an yang banyak dan sering memenangi lomba.
Kadang kala, saat melihat itu sebagai ukuran. Dari kita sering minder. Karena, tidak semua mahasiswa bisa start dari titik tolak yang sama. Kadang, mereka yang beruntung lahir dari keluarga baik dan berada dan dari sekolah yang lumayan pada level tinggi akan lebih mudah menggapai apa yang saya tuliskan diatas. Lantas bagaimana dengan mahasiswa yang berasal dari desa, tak tahu apa - apa?
Mari kita definisikan kembali apa itu sebenarnya prestasi dan apa sebenarnya sukses itu.
Menurut hemat saya prestasi atau kesuksesan bukan seberapa besar yang dapat kita capai. Jika seorang anak yang dilahirkan di keluarga pesantren dan ustadz tentu dia akan lebih tahu masalah agama dari pada anak yang dilahirkan dari keluarga non muslim. Prestasi itu seberapa besarkah percepatan yang dilakukan. Seberapa besar perubahan yang telah digapai. Seberapa berat proses yang dialami, itu yang menjadi point penting. Jika sekarang kita adalah mahasiswa atau orang yang biasa - biasa saja. Tidak perlu berkecil hati. Jika sekarang dirimu adalah mahasiswa atau orang terbaik dimasamu. Jangan dulu berbangga diri. Kita evaluasi setiap detik yang dilakukan apakah lebih baik, stagnan atau bahkan menurun. Apakah semua yang diraih murni dari jerih payah ataukah karena warisan dari orang lain?.
Bagi mereka yang sedang galau ingin bertaubat dan ingin menjadi manusia atau pemuda terbaik. Insya Allah bisa. Jangan berkecil hati dan merasa putus dengan rakhmat Allah SWT. Kau insya Allah bisa menjadi manusia terbaik. Bukankah Umar bin Khattab bahkan pernah mengubur putrinya saat zaman Jahiliyah namun dia memiliki percepatan yang luar biasa sehingga syaitanpun takut padanya. Mari kita membuat ukuran prestasi ini.