Minggu, 20 Mei 2012

KEMBALI KE DESA


IPB, Institut Pertanian Bogor. Entah apapun tujuannya dibentukknya PTN ini, namun jika kita melihat namanya saja sudah barang tentu sangat jelas. Yaitu bidang pertanian. Melahirkan insinyur – insiyur bidang pertanian. Pertanian ini dalam arti luas yang terpenting adalah pengolahan makhluk hidup (tanaman, hewan atau mikroba) untuk kesejahteraan manusia. Jadi, peternakan, perikanan sekaligus pertanian sendiri masuk dalam kategori pertanian.




Indonesia adalah negara agraris dan maritim. Luas wilayahnya sebagian besar laut yang berarti potensi perikanan sangat besar. Dari sisi daratan sebagian besar wilayah indonesia adalah hutan, persawahan dan perkebunan. Penduduk indonesia juga sebagian besar hidup dari bertani. Lalu, mengapa kemudian indonesia masih saja mengimpor beras, garam dan bahan makanan lain jika ternyata potensi kita cukup besar. Ibaratnya mati kelaparan di lumbung padi.

Ini sebenarnya pertanyaan besar yang harus diselesaikan bersama. Tidak hanya didiskusikan dan di cari jawabannya. Harus diselesaikan dengan aksi nyata. Coba kita sesekali melihat kondisi dari petani indonesia. bersilaturrahmilah kalian para pejabat terutama DPR ke mereka. Jangan Cuma bisa bersilaturrahmi ke luar negeri. Coba kalian lihat bagaimana kehidupan petani – petani di Indonesia. saya rasa, jika seminggu saja para DPR itu hidup bersama dengan para petani saya jamin, mereka akan mendapatkan ilmu seribu kali lebih banyak dari pada belajar ke luar negeri plus tambahan hati nurani yang tersadar.

Baik, kita lupakan saja para wakil rakyat itu dengan ulah mereka. Kita kembali pada diri kita sendiri, para pemuda. Sudahkan para pemuda itu sadar dengan masa depan daerahnya? Setidaknya memikirkannya. Jika dirinya berkesempatan menutut ilmu lebih tinggi dari pemuda lain di desanya, akankah dia akan memikirkan teman – temannya itu atau hanya memikirkan memperoleh gaji besar setelah lulus nanti. Ironisnya, ada banyak pemuda cerdas intelektual dari desa yang tidak cerdas emotional. Kebanyakan mereka akan memilih tinggal di kota – kota industri karena memang kita akui lapangan pekerjaan terbuka lebar. Bandingkan dengan di desa yang fasilitasnya serba terjepit sedangkan lapangan kerja serba tipis. Nah! Disinilah kehebatannya. Pemuda biasa akan menyerah. Sedangkan pemuda luar biasa tidak akan pernah menyerah walaupun kondisinya sangat sulit. Mereka tidak akan terbuai dengan glamornya kehidupan dunia, karena sesungguhnya hati mereka berkata bukan untuk itu mereka hidup. Mereka tidak hidup tidak hanya untuk hari ini saja namun, mereka hidup untuk masa depan. Pikiran, jiwa dan hati mereka punya visi yang panjang jauh melampaui umur mereka. Maka, jangan heran jika pemuda – pemuda ini memang sedikit jumlahnya.

Di awal saya menyebutkan IPB. Lantas apa hubungannya. IPB yang setiap tahun meluluskan para insinyur muda ratusan orang di bidang pertanian sebenarnya adalah potensi luar biasa jika kita bisa memanagement mereka. Mengelola sumber daya pemuda menuju gerakan yang bersinergi dalam rangka membangun desa berbasis pertanian.

Manusia bisa hidup tanpa HP atau alat elektronik lain namun tak akan bertahan tanpa makanan. Maka, ketahanan pangan kita adalah ketahanan negara kita. Para insinyur pertanian itu adalah calon – calon pahlawan yang mereka mau atau tidak untuk terus menjadi pahlawan atau hanya menjadi pecundang dan budak uang. Memang sulit. Ya, memang sulit sekali. Namun, itu yang membedakan antara pahlawan dan pecundang.

Minggu, 13 Mei 2012

Saat Study Oriented Menjadi Pilihan

Saat awal kuliah. Mahasiswa mulai dicekoki dengan berbagai macam penyambutan. Mulai dari pengenalan sistem pendidikan di perguruan tinggi, bagaimana strategi saat menjadi mahasiswa hingga bagaimana tetap dapat nilai bagus tanpa kerja keras. Semua ada disini. Memang haruslah demikianlah, disini kita memiliki banyak pilihan untuk meningkatkan kreatifitas kita. Namun, menurut saya ada yang kurang disini. Apakah itu?



Ini berdasarkan pengalaman pribadi saya saat mulai merasakan indahnya menjadi bagian yang namanya mahasiswa. Awal mula menjadi mahasiswa baru hingga semester akhirpun selalu saja ada semacam "pengesampingan" atau "pemojokan" terhadap orang - orang yang sejak awal memang berazam untuk fokus kepada yang namanya studi. Mereka sebut mereka sebagai kalangan SO. STUDY ORIENTED. Adakah yang salah dengan frase tersebut?. Frase itu diucapkan dengan ekspresi seolah - olah pilihan bagi para mahasiswa yang benar - benar kurang pergaulan dan dapat dipastikan masa depannya adalah sesuram wajah mereka saat mengucapkannya.

Mereka yang SO selalu dihakimi sebagai orang yang cupu, tidak punya pergaulan, tidak memiliki jiwa kepemimpinan, tidak memiliki jiwa kerja sama dan aneka bentuk softskill lain. Dilengkapi dengan data pendukung tentang sejumlah keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk sukses yang selalu saja menempatkan yang namanya hardskill (demikian mereka menyebut ilmu yang kita peroleh dari kuliah) diurutan terakhir. Alasan lain adalah tentu saja pekerjaan. Lagi - lagi, dalam dunia kerja kita tidak perlu pinter - pinter dalam mata kuliah kita untuk menduduki jabatan direktur. Cukup dengan softskill saja.

Sayangnya, apakah benar demikian???
Satelah saya renungkan ternyata tidak selalu benar.
Lagi - lagi pekerjaan yang dijadikan alasan dan lagi - lagi adalah jabatan. Bagi saya itu terlalu naif dan kekanak - kanakan. Tidakkah kau tahu bahwa ukuran rezeki seseorang bukanlah dari jabatan dan jumlag harta. Pun demikian ukuran kebahagiaan seseorang. Maka, sungguh menyedihkan para mahasiswa yang telah terkelabui. Mereka yang telah rela membuang kesenangan mereka menghabiskan waktu di perpustakaan dan di laboratorium karena sebuah kalimat yang belum tentu benar dan belum tentu juga salah. Jikalau ternyata memang pekerjaan adalah tolok ukur. Nyatanya, banyak teman - teman saya yang diterima di perusahaan bonafit bukan dari mereka yang sejak awal memuja yang namanya softskill. Mereka malah orang - orang biasa dengan IPK cumlaude. Artinya, tak ada jaminan.

Selanjutnya kesuksesan. Apakah mereka tidak melihat bagaimana pesawat bisa diterbangkan. Bagaimana bulan dapat diinjak. Bagaimana jantung dapat disambung. Bagaimana gedung tempat mereka kuliah tegak berdiri kokoh. Bagaimana AC mendinginkan udara saat panasnya cuaca diluar. Ya, semua lahir dari mereka yang menikmati membaca dan bereksperiment di laboratorium. Jadi, kesuksesan tak selalu berdiri diatas mimbar dan memukau orang banyak. Kalau hanya itu artis boy band banyak tuh. Kesuksesan tak selalu identik saat kau memiliki seribu anak buah yang menurut saja apa yang kau katakan. Kesuksesan itu adalah saat kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain sebesar - besarnya. Bahkan lebih besar dari usia kita.

Mungkin mengapa begitu sedikit mahasiswa kita yang menjadi briliant dan menghasilkan teknologi untuk kemajuan ummat ini adalah karena sejak awal mereka mengenal pendidikan ini mereka tidak dibiarkan untuk berkembang sesuai jati diri mereka. SMA, selalu saja dihakimi bahwa IPA adalah yang terbaik. Kuliah malah sebaliknya. Mahasiswa dengan potensi SO seolah - olah dipisahkan dengan jati diri mereka. Mahasiswa informatika tidak bisa bagaimana coding, mahasiswa mesin tidak tahu mesin, mahasiswa elektro tidak tahu listrik. Maka, tak ada penemuan - penemuan teknologi dibidang itu, jadilah kita sebagai konsumen dan target pasar dari teknologi.

Bagi saya, SO bukanlah pilihan yang buruk bahkan pilihan terbaik saat mereka mendatangkan kemanfaatkan bagi ummat. Justru pilihan yang buruk adalah mereka para aktifis yang aktif bukan karena ummat. Namun, karena mengincar jabatan. Naudzubillah.

Maka, apapun minatmu, nikmati saja. Jangan biarkan orang lain merampas kebahagiaanmu. Yang terpenting ingat selalu hadist ini.

"...Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia..." (HR. Thabrani dalam Al-Ausath)

Jumat, 11 Mei 2012

Ambil yang Baik

Sebenarnya gue (risih pakai kata ganti yang ini) tidak seperti yang banyak orang bayangkan. Apa yang saya dapatkan sekarang sejujurnya adalah hasil latihan saya sejak lama. Meskipun sebagian dari kita dilahirkan dengan kondisi sempurna, tenang, jangan sedih atau putus semangat dulu.
Kita bertanding tidak untuk mengalahkan mereka. Kita berperang untuk mengalahkan diri kita sendiri.

"Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka."

Ini sekedar curcol aja bro...

Pertama, 
sejujurnya aku dilahirkan dalam kondisi yang "berbeda" dari sebagian besar anak - anak waktu itu. Apa itu??? sorry bro, gue belum bisa publish disini. Kondisi "berbeda" ini merupakan kekurangan yang Allah berikan kepada saya, namun, selalu Allah tidak akan membiarkan hambanya menghadapi ujian diluar batas kemampuannya. Minimal Allah akan memberikan "peralatan" yang membuat kita bisa menghadapinya, walaupun dengan berat.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." (Al Baqarah : 286)
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan... " (Alam Nasyrah : 5 - 6)

Dan salah satu "peralatan" yang Allah berikan kepadaku untuk menghadapi ujian ini adalah "muka tembok" yang bagi sebagian orang memalukan bagi gue. GAK!!!! (apa karena efek muka temboknya). Kenapa saya harus memiliki karakter muka tembok. Karena, kebetulan kekurangan saya saat itu adalah benar - benar harus bermental muka tembok. Sesuatu yang memalukan sekali. "Peralatan" kedua adalah bahwa saya memiliki sifat perfeksionis dengan ketekunan yang luar biasa.

Untuk membuat saya bisa lepas dari 1 ujian "muka tembok" ini saya memerlukan sekitar 8 tahun bro... Dan itu masih memiliki bekas - bekas jahiliyah hingga sekarang yang kadang, gue harus bersabar dahulu. Bersabar adalah salah satu kunci kesuksesan bro.

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (Al Baqarah : 153)


Kedua,
Ada yang bilang gue pinter!
memang sih, dari segi nilai "kadang" gue dapat nilai bagus. Tapi sebenarnya itu bukan karena gue pinter bro. SUMPAH!!!!! labih karena latihan saja. LATIHAN... LATIHAN.... DAN LATIHAN...
Gue memang pernah mendapat nilai 90 dari 40 siswa yang SEMUA mendapat nilai kurang dari 50.
Gue juga memang pernah mendapat nilai A dari dosen - dosennya perfect.
Tapi, itu karena latihan aja bro.
Loe pasti gak percaya kalau masa awal dulu gue paling sering dapat nilai 45 dari skala 100, dapat nilai 44, 50 bahkan 20 bro. Tapi ya begitulah. Dulu waktu SMA gue bisa asyik menghabiskan waktu hingga jam 2 pagi untuk ngerjain soal - soal. Pokoknya, yang namanya latihan soal gak ada yang mulus dari coretan - coretan. Sampai - sampai "mama" (cie pake panggil mama) bilang, "jangan belajar terus dong". Hah! jarang - jarang tuh orang tua menesehati untuk berhenti belajar.

Ketiga
"Bonek" aja kali ya? Masalah bonek jangan tanya bro.
Mulai dari SMA sampai S2 hampir terus - terusan gue bonek.

Gue tidak dilahirkan dari keluarga yang mengenal pendidikan dengan baik. Paling banter MTs swasta. Sedangkan gue sekarang S2. Wahhhhhh!!!!!! sumpah gue masih gak percaya. Kedua orang tua gue tidak tahu kapan mereka dilahirkan. Jangankan tanggal lahir. Tahun lahir saja loh gak tahu kapan dilahirkan. Hmm,,, Makanya, di KTP mereka sebenarnya tanggal lahirnya palsu bro. Tapi alhamdulillah orang tua gue masih bisa baca tulis walaupun membacanya sama kayak anak SD baru bisa baca. He he he. Jadi yang namanya HP (alhamdulillah ya, sekarang punya HP) nganggur aja tuh. Percuma seh ada HP kalau gak ada yang mencetin dibiarin aja gak bisa ngangkat. Dan yang pasti jangan coba SMS. Gak bakalan dibaca. Buka HP aja gak bisa. Hebatnya, Ayah gue membesarkan gue dari keringat kayuhan pedal becak. Sedikit demi sedikit bisa beli tanah dan buat rumah dari yang awalnya numpang. Perlahan, dinding bambu jadi setengah tembok dan akhirnya sekarang dah pakai porselen. YEAHHHH!!!

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar Rahman : 13)


Dulu seh, makan nasi basi lumayan biasa seh bro. Makanya gak besar - besar nih badan gue. He he he. Karena orang tua gue gak pernah lulus SD. Ayah gue malah gak pernah sekolah (ANAKNYA sekarang malah pake gaya LOE GUE. GILA!).
Bonek pertama gue saat memilih sekolah favorit di kecamatan gue. Padahal nilai UAN gue juelek banget. Soal - soal ujiannya juga sulit. Tapi kok keterima juga ya? (garuk - garuk kepala).
Bonek kedua, gue main pilih aja Teknik Kimia ITS. Padahal UAN gue nilai rata - ratanya gak sampai 8 kok bro. Tapi kok masuk ya?. Yang namanya duit mau bayar daftar ulang dah gak kepikir. Baru kepikir setelah sampai di ITS baca jumlah duit yang mau di bayar. Iya ya? mau bayar pake apa ya?
Baru deh mutar muter kesana kemari buat gimana supaya "gak pake bayar". Padahal besok adalah terakhir pendaftaran. Bonek selanjutnya adalah. Gue gagal dapat beasiswa S2 gara - gara administrasi gak lengkap. Maklumlah bro. Gue daftar di hari H penutupan. Mempersiapkan semua (bayar administrasi, cari dosen pembimbing, rencana tesis dll) di hari H. Hari jum'at pula.Setelah pengumuman beasiswa nama gue gak ada. Gue telpon aja tuh Dikti. Dikasih tahu berkas gue gak ada. Dengan modal bonek itu tadi gue kirim aja berkasnya. Eh,,, kok tiba - tiba ada pengumuman kedua. Kalau gue keterima beasiswa. Huuuuuuaaaaaaaaaaaa..... Serasa bebas dari kandang singa. Bayangkan bro. 1 semester 6 juta. Duit dari mana....

Nih foto Bokap gue

Angkatan 2 (benar - benar) angkatan Juara

Waktu masih kuliah S1 dulu, Alhamdulillah saya memiliki kesempatan untuk belajar tentang banyak hal dalam hidup dari Beasiswa yang diselenggarakan oleh Yayasan Pengembangan SDMIPTEK. Mulai dari softskill, jaringan hingga memaknai hidup. Kalau mengubah orang luar biasa menjadi lebih luar biasa tidak ada menariknya bagi saya, dan SDMIPTEK benar - benar menarik karena mampu mengubah yang biasa menjadi luar biasa.



Setelah 2 tahun masa "karantina" sayapun lulus dan ada recruitment angkatan 2. Bisa dibilang angkatan ke 2 secara sumber adalah orang - orang yang lebih baik dari angkatan pertama. Sebut saja Mujahid yang sudah hafal 30 jus Al - Qur'an. Sedangkan gue??? masih terbata - bata di jus 30. huh!


Selain itu, ada Fauzan yang rutin sholat malam. Anak ini memang berbeda sejak dia diterima, karena, waktu outbond di Pacet dalam rangka penyambutan angkatan baru, hanya anak ini yang sudah bersiap - siap untuk sholat malam sebelum panitia membangunkan yang lain. Luar biasa. Saat itu gue sih tidak terlalu memperhatikan. Saya anggap biasa saja.

Waktupun terus berjalan. Aku hampir kehilangan kontak dengan mantan asramaku ini. Cuma beberapa event saja saya terlibat. Misalkan ada sholat tarawih di Asrama, kebetulan yang ceramah adalah salah satu peserta. Wah! luar biasa masih muda sudah jadi ustadz penceramah sholat tarawih. Materinya sampai detik ini aku ingat. Tentang berbakti kepada orang tua. Kalau tidak salah, dikatakan dalam kategori "anak" soleh hingga usia 40 tahun. Hingga akhirnya aku berkesempatan untuk kembali ke kampus ini. Kampus pahlawan (10 Nopember) untuk studi S2.

Disinilah aku mulai intens berkomunikasi dengan para peserta. Ternyata ada beberapa yang luar biasa dan beberapa yang biasa - biasa. Maaf. Mungkin ukuran kita agak berbeda disini. Mahasiswa dengan IPK diatas 3,5 dan menjadi top leader adalah hal biasa karena dia dispesialkan dengan adanya pembinaan di asrama SDMIPTEK. Maka aku anggap mereka biasa. Yang menjadi luar biasa adalah keseluruhan pribadinya. Ada banyak mahasiswa yang sebenarnya secara visi dia hanya "sampah" namun karena polesan terlihat menawan. Ada juga mahasiswa yang asal bapak senang sehingga mendapatkan kesempatan yang lebih.

Bagi gue, yang luar biasa adalah yang memang berasal dari hatinya semangat untuk perubahan. Bukan karena polesan dari luar dan Alhamdulillah akhirnya aku menemukan orang itu. Sampai saat ini baru kutemukan 2 orang saja. 1 orang dari asrama ini dan 1 orang diluar asrama ini. Mungkin karena gue belum banyak berinteraksi dengan mereka. Huh...!!!

Beberapa "gosip" tentang angkatan 2 sempat aku terima dari beberapa orang. Biasalah tetangga kalau ketemu biasanya ngerumpi ngomongin macem - macem. Mulai dari syahrini yang gak diundang di nikahnya ashanti sampai urusan asrama. Misalkan angkatan 2 yang kurang peduli satu sama lain, kurang care dengan lingkungan dan lainnya. Buat tambahan postingan. Ya gue curcol aja tuh isi perbincangan di blog gue. Alhamdulillah tiba - tiba banyak yang berkunjung.



Sudah lama sejak tulisan itu gue muat akhirnya, ada sesuatu yang berbeda sekarang.
Tak ada lagi kata - kata angkatan 2 kurang care. Yang ada adalah angkatan 2 lebih berprestasi dari angkatan 1. Angkatan 2 lebih peduli dari angkatan 1. Hanya saja, angkatan 2 lebih "kempro" dari angkatan 1. (horreee,,, angkatan 1 masih menang). Fauzan, Rahmat dengan perhatiannya datang ke salah satu hajatannya mbak ya (ibu yang berjasa membuat asrama ini enak dipandang mata) meskipun malam hari. Seperti keluarga gue waktu di desa. Jikalau ternyata tidak bisa datang pada waktu undangan. Mereka akan datang di hari lain. Tetap akan datang. Gue suka banget sama tradisi silaturrahmi ini.



Akhirnya, Tak masalah menurut gue bagaimanapun kata orang. Itu yang angkatan 2 telah lalukan. Jadikan semua itu sebagai cambukan yang membuat kita lebih maju!. Berubah dan bekerja. Allah, Rasul-Nya dan orang - orang mukmin yang melihat pekerjaan itu. Tak peduli seberapa besar kesalahannya. Yang paling penting seberapa besar kau belajar dari itu???
Mengutip salah satu kalimat peserta angkatan 2 dalam memotivasi saya untuk berubah.
"Lihatlah masa depan seseorang, jangan melihat masa lalunya" toh Umar bin Khattab awalnya adalah seorang yang tega membunuh putrinya hidup - hidup.


Satu kalimat dari saya
"ANGKATAN 2 (BENAR - BENAR) ANGKATAN JUARA"

Rabu, 02 Mei 2012

5 Tips Singkat dan Manis dalam Berdoa


Diterjemahkan dari productivemuslim.com

Seperti kita ketahui bahwa Ramadhan adalah waktu luar biasa untuk mengisi kembali baterai spritual kita. Ramadhan juga waktu yang spesial untuk berdoa.



Setiap tahun, selama 3 tahun saya telah membuat daftar doa. Diawal Ramadhan saya menuliskan daftar 7 sampai 8 hal yang paling saya inginkan dan saya ingat. Saya berdoa untuk setiap item dalam daftar itu setiap hari pada bulan Ramadhan di waktu – waktu mustajab dimana doa lebih banyak dikabulkan. Saya secara pribadi akan ceritakan pengalaman luar biasa saya. Jujur, sesuatu yang saya minta terus menerus dan tidak berpikir putus asa, benar – benar terkabul.
Luar biasa. Saya ingat masa lalu dan tidak percaya saya telah mendapatkan banyak hal yang saya minta, Allah benar – benar tidak membiarkan tangan orang beriman kosong ketika terangkat memohon pada Nya. Saya begitu bergairah setiap ramadhan tiba karena saya bisa membuat daftar keinginan lagi.
Saya benar – benar sangat merekomendasikan untuk membuat daftar doa pribadi milikmu sendiri! Sebagai cambukan, Nabi SAW bersabda : “Allah marah pada siapa yang tidak pernah meminta pada Nya” (Tirmidhi). Lalu mengapa harus mendatangkan kemarahannya dengan tidak meminta?
  1. Tuliskan. Tuliskan apapun yang kamu ingin minta dalam selembar kertar atau dalam memori HP sehingga pada beberapa minggu pertama kamu tidak lupa sebuah item pun. Bisa sepanjang yang kamu inginkan! Bisa bersifat privasi dan kamu tak perlu untuk mengatakan pada siapapun. Sehingga, jangan malu untuk hanya menuliskan daftar kata kunci yang akan mengingatkan kamu pada setiap item.
  2. Mintalah apapun yang baik. Ketika memilih satu item keinginan, bayangkan bahwa Allah sedang meminta kamu untuk memohon kepada Nya apapun yang pernah kamu inginkan! Bayangkan bisa terwujud. Tuliskan apapun yang kamu ingin minta kepada Allah tanpa ada batasan (tetapi tetap harus yang halal!). ingat kawan – kawan, kamu sedang meminta kepada Al Mujib – yang Maha Mengabulkan dan Menjawab Permohonan”
  3. Atur. Coba golongkan doa – doamu menjadi beberapa kategori sehingga kamu tahu bahwa apa yang kamu inginkan sudah tertulis semua dan semua aspek dapat lingkupi. Misalkan : doa untuk dunia, akhirat, ibadah, ummat dan hubungan. Pada tiap kategori, pikirkan mana yang paling kamu suka dan mulai daftar pertama dari itu. 
  4.  Berdoa pada waktu spesial. Meliputi waktu sebelum berbuka puasa, selama sujud dalam sholat dan setelah sholat wajib, sholat malam, pada 10 malam terakhir Ramadhan dll. 
  5.  Ingat etika berdoa. Berdoa dengan cara yang baik dan benar. Ingat bahwa pertama kita harus memuji Allah, bersholawat kepada Rasulullah SAW dan baru kemudian berdoa.

Saya berdoa untuk kita semua agar mendapatkan Ramadhan penuh arti dan sukses yang penuh barakah. Semoga Allah menjaga dan melindungi kita semua untuk memperoleh keberkahan sebanyak – banyaknya dari bulan suci dan membawa kita dekat dengan Nya. Semoga Dia menganugrahkan kepada kita kekuatan, pengetahuan, kesabaran dan kerendahan hati. Amin!