Jumat, 06 Januari 2012

Bergeraklah! Karena semua benda bergerak

Coba kita lihat benda – benda yang ada di dunia ini. Semuanya bergerak, bahkan benda yang sepertinya diam. Sebenarnya di juga bergerak. Mulai dari skala yang paling besar. Gugusan galaksi bergerak saling menjauhi. Galaksi kita, bergerak berputar berlawanan arah jarum jam. Demikian juga tata surya kita. Selain di bergerak berputar bersama bintang – bintang lain dalam bima sakti. Tata surya kita juga bergerak terhadap porosnya mengelilingi matahari. Sedangkan matahari bergerak berputar. Pada skala lebih kecil lagi bumi kita berevolosi berotasi.



Hingga pada skala yang sangat kecil. Molekul – molekul bergerak berotasi atau bervibrasi. Benda padat pun sebenarnya juga bergerak. Elektron – elektronnya selalu berputar. Sekali elektron itu berhenti bergerak, maka dia akan menuju inti atom yang bermuatan positif dan saling menetralkan. Maka terjadilah ledakan dahsyat. Demikian juga dengan gelombang, baik gelombang mekanik atau elektromagnetik. Pada gelombang sangat jelas. Sekali diam, maka gelombang itu akan langsung hilang. Sehingga, eksistensi dari materi dan apapun di alam ini karena mereka tak pernah diam. Mereka selalu bergerak agar mereka tetap ada.

Lalu bagaimana dengan kita?

Tak ada bedanya dengan benda – benda yang lain. manusia harus terus bergerak untuk mempertahankan keberadaan dirinya. Bergerak dalam arti sebenarnya atau dalam arti yang lain. bergerak berarti berpindah tempat atau sering kita kenal sebagai hijrah. bergerak dalam arti denotasi yaitu bergerak melakukan aktifitas. Sebuah teori biologi lama mengatakan bahwa, organ tubuh yang jarang dipakai akan terdegradasi. Jika aktifitas kita kurang, maka, otot – otot akan mengecil dan justru lemak yang semakin menimbun. Tak jauh beda dengan otak. Orang yang lulus sekolah atau kuliah kemudian tak menggunakan otaknya berpikir seperti biasa. Jika di suruh untuk kembali berfikir perlu waktu loading terlebih dahulu. Bergerak akan membedakan antara orang yang malas dan tidak. Imam syafi’i berkata,

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang menjadi rusak karena diam tertahan,
jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tidak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.





Bergerak dalam arti yang lebih kompleks berarti berpindah dari sesuatu yang tak baik menjadi lebih baik. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda bahwa Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia orang yang beruntung. Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia orang yang merugi. dan barang siapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka.
Untuk itu, maka diperlukan yang namanya muhasabah. Melihat sejenak ke belakang, akankah semua yang dilakukan sudah berupa grafik yang meningkat, datar atau malah menurun. Diperlukan keberanian dan kejujuran pada diri akan capaian – capaian yang kita peroleh. Keberanian mutlak diperlukan karena, kebanyakan kita merasa takut ternyata diri ini tak sebaik yang dibayangkan. Tak jarang yang melakukan spekulasi atau alasan – alasan lain yang dibuat untuk mengesankan pencapaian yang diperoleh luar biasa. Disinilah peran kejujuran kita. Orang lain boleh anda bohongi namun, Allah SWT dan diri kita tak dapat dibohongi. Prinsip kita dalam bermuhasabah adalah tak peduli berapa kesalahan yang telah diperbuat karena itu sudah terjadi, yang terpenting adalah seberapa banyak pelajaran yang kita peroleh.

Kemudian, tak perlu terlalu lama berkubang dalam muhasabah. Biarlah ia telah berlalu, yang terpenting kita sudah mendapatkan sarinya yaitu pelajaran – pelajaran masa lalu. Buang sampahnya. Jadikan pelajaran ini sebagai bahan bakar yang akan menghangatkan semangat dan menggerakkan motivasi kita untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi sesama.
Rasullah SAW bersabda :
“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” (HR. Bukhari).
Semoga bermanfaat. Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar