Andaikata dunia itu di bawah satu kerajaan, maka ibu kota yang paling sesuai untuknya adalah konstantinopel.
Rasulullah SAW pernah bersabda : “Sungguh. Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik – baik pemimpin adalah pemimpin (yang menaklukkan)nya dan sebaik – baik tentara adalah tentaranya.”
Perjalanan penaklukan konstantinopel bukanlah seperti sebuah dongeng dimana ada seorang pangeran gagah perkasa yang memiliki keajaiban. Penaklukan konstantinopel sudah di skenario dan di planning bahkan sebelum muhammad Al Fatih dilahirkan.
Kisah penaklukan ini dimulai sejak baru berdirinya kerajaan turki usmani oleh sulthan orkhan bin ustman. Anak dari pendiri kerajaan turki ustmani. Jadi seolah – olah, kerajaan ini dilahirkan untuk menaklukkan konstantinopel. Penaklukan dimulai dengan penyerangan negeri – negeri kecil di sekitar bizantium oleh sulthan murad I. Sehingga, dengan dikuasainya negeri kecil ini, jalan menuju kota konstantinopel semakin mudah. Benteng – benteng pertahanan di bangun di sekitar konstantinopel. Tak hanya itu, dibentuk pula pasukan khusus jannisari yang tak takut mati dan dilatih khusus. Pasukan ini benar – benar menjadi pasukan istimewa.
Masa kecil, sulthan Muhammad Al – Fatih adalah anak yang nakal hingga dia memiliki seorang guru yang bernama Syaikh Aaq Syamsuddin. Syaikh inilah penakluk konstantinopel yang sebenarnya. Karena, dari doktrin dan pemikiran beliaulah muhammad Al Fatih menyerang konstantinopel. Beliaulah otak dan dalang atau bara pemantik adanya kobaran api besar di kota konstantinopel.
Nama aslinya adalah Muhammad bin Hamzah Ad-Dimasyqi Ar-Rumi. Nasabnya bersambung dengan Khalifah Abu Bakar. Lahir di Damaskus pada tahun 792 H (1389 M) dan telah hafal Al – Qur’an pada usia 7 tahun. Belajar di Amasia, kemudian di Aleppo, dan Ankara. Meninggal pada tahun 1459 M.
Beliau mengajar ilmu – ilmu mendasar seperti Al –Qur’an, As – Sunnah, fikih, ilmu islam, dan beberapa bahasa seperti Arab, Persia, dan Turki. Beliau juga mengajar ilmu matematika, astronomi, sejarah dan seni berperang.
Beliaulah yang memerintahkan untuk mempersiapkan dan menyerang konstantinopel kepada sulthan Muhammad Al – Fatih sehingga pecah pertempuran dahsyat selama 54 hari. Dalam pertempuran yang panjang tersebut, kadang pasukan bizantium mengalami kemenangan. Hingga pada suatu waktu, Paus membantu pasukan bizantium dengan mengirimkan 4 kapal perang. Para panglima pasukan dan menteri Ustmani mengadakan pertemuan dan menemui sulthan dengan mengatakan,